Jajanan ala Taiwan di Shihlin Taiwan Street Snacks

Saya rasa sebagian pembaca pasti sudah pernah mencicipi menu-menu si Shihlin. Benar, gerai-gerai Shihlin di berbagai mall ini selalu 'dikerubuti' penggemar, selalu ramai. Dengan menu andalannya XXL Crispy Chicken, Shihlin Taiwan Street Snacks selalu menjadi favorit pencinta jajanan 'mall'.

Shihlin sendiri berasal dari nama sebuah pasar malam di Taiwan yang berisi berbagai macam jajanan pinggir jalan. Pasar malam ini terkenal dengan jajanannya yang lemak nian di lidah. Saking terkenalnya tempat tersebut, terciptalah jargon, "Kalau di Taiwan ada, di Shihlin pasti juga ada."

Dengan konsep jajanan pasar ala Shihlin, Shihlin Taiwan Street Snacks menarik banyak pelanggan. Saya sendiri sudah mengenal gerai Shihlin di tahun 2009. Saat itu saya heran kenapa banyak orang dengan paperbag memegang bambu, lalu mencolokkan sepotong gorengan ayam. Lalu saya lihat teman saya membelinya, saya coba, dan ternyata rasanya sangat gurih!

XXL Crispy Chicken, paling laris di Indonesia


Inilah menu pertama yang memperkenalkan saya dengan Shihlin. Sesuai namanya, fillet ayam berukuran XXL ini digoreng dengan tepung bumbu sehingga menghasilkan tekstur yang sangat renyah, saya masih penasaran dengan 'racikan tepung bumbunya'. Ditambah dengan taburan bubuk lada + bubuk cabai, crispy chicken ini makin lemak nian.... XXL crispy chicken kemudian digunting kecil-kecil dan disajikan dalam paperbag, kemudian dimakan dengan ditusukkan bambu. Disajikan selagi hangat, menu ini membuat begitu laris. Bagi anda yang pencinta pedas, anda dapat meminta bubuk cabai yang lebih banyak.

Happy Rice Box, menu favorit saya


Menu ini adalah paket nasi paling seru yang pernah saya makan! Mungkin terdengar simple, nasi dengan crispy chicken ala Shihlin dalam satu sajian. Tetapi menu ini benar-benar patut dicoba, bukan sebagai cemilan tetapi sebagai menu makan siang. Nasi dan crispy chicken disajikan dengan saus ala Taiwan, dibuat semakin seru lagi dengan potongan tofu dingin beserta irisan telur phitan yang juga disiram dengan saus ala Taiwan. Hmmm.... saya yakin anda tidak akan menyesal mencicipinya! Tofu dan telur phitan yang terasa begitu lembut di lidah dipadu dengan renyahnya crispy chicken, menemani suapan-suapan nasi yang disirami saus lezat. Menu ini benar-benar akan memanjakan lidah beserta perut anda.

Seafood Tempura dan Tempura Rice Box, gorengan seafood ala Shihlin


Gorengan yang terbuat dari adonan seafood ini adalah menu yang seingat saya belakangan muncul di Shihlin Indonesia. Bertabur bubuk lada-cabe dan disajikan dengan paperbag layaknya XXL crispy chicken, menu ini sering dipesan oleh teman saya yang ingin mencoba variasi menu Shihlin yang lain. Tapi sejujurnya, menurut saya rasanya seperti otak-otak goreng, hehehe...


Tempura rice box adalah menu yang hanya ada di Indonesia. Saya sendiri belum pernah mencobanya. Tetapi dilihat dari gambar, nampaknya nasi disajikan bersama taburan abon dan tempura yang bersiram saus ala Taiwan. Kelihatannya lezat, seperti menarik saya untuk mencicipinya saat mampir ke gerai Shihlin lagi.

Oyster Mee Sua, my second favorite!


Menu ini membuat saya penasaran karena katanya merupakan menu favorit di Jalan Shihlin; tetapi menurut pengalaman saya memakan mee sua di tempat-tempat lain, selalu tidak memuaskan apalagi seringkali mee sua yang saya makan begitu lembeknya, sehingga saya agak kapok untuk makan mee sua lagi. Nyatanya, menu ini tidak! Mee sua (katanya dibuat dengan handmade, bukan mee sua pabrikan) bertekstur kenyal dan 'putus' saat digigit, tidak hancur seperti bubur seperti mee sua kering buatan pabrik yang sering saya makan. Dihidangkan dengan kuah yang dimasak dengan api pelan, mee sua ini disajikan dengan tiram dan taburan daging ayam. Kuahnya terasa bravo! lemak nian! fantastis! Entah bagaimana mendeskripsikan rasanya, tetapi begitu gurih dan lembut di lidah. Tiramnya juga begitu empuk dan hanya sedikit menyisakan kesan-kesan amis masakan laut. Begitu ayamnya saya cicipi, wowwwww.... teksturnya terlihat 'keras' seperti daging ayam utuh, tapi begitu masuk di lidah, dagingnya langsung hancur seperti abon. Kombinasi dari mee sua yang kenyal, kuah yang bersahabat dengan lidah, tiram yang empuk, dan daging ayam bertekstur unik ini membuat saya tidak tahan untuk mengucap "amboi nikmatnya!!!"

Menu-menu lain
Sweet plum potato fries, menu ini bisa dibilang 'kentang goreng' ala Shihlin meskipun bahannya adalah ubi manis. Menu ini disajikan dengan balutan tepung yang crunchy.




















Menu selanjutnya adalah egg crepe, crepe berbahan dasar kulit crepe dan telur yang berisi berbagai macam variasi seperti crispy floss egg crepe, sausage cheese egg crepe, dan mushroom cheese egg crepe. Rasanya memang lezat, karena kulit crepe begitu lembut dan disajikan dengan saus ala Taiwan. Tetapi yang membuat saya cukup kapok untuk memesan egg crepe adalah porsinya yang super mini (untuk harga sekitar 20rb-an), hanya ada 4 pcs. Enak, tapi porsi kurang bikin puas!

Well, demikian lah pengalaman lidah saya bersama menu-menu di Shihlin Taiwan Street Snacks. Menu-menunya menyenangkan, terutama happy rice box dan oyster mee sua yang membuat saya pasti akan mampir lagi ke Shihlin. Bye!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CFC, Ternyata Produk Lokal!

Gw dapat info ini dari kaskus:

Restoran ayam goreng ini namanya Amerika banget gan. Padahal ini perusahaan lokal. California Fried Chicken pertama kali didirikan oleh Pioneerdo Gourment International Tbk, 13 Desember 1983, dengan nama California Pioneer Chicken. Tahun 1988 mengganti nama menjadi California Fried Chicken. Soal rasanya, nggak kalah kok dari restoran ayam asal Amerika
Harganya juga ringan di kantong + dilengkapi fasilitas Free Hot spot dgn kecepatan yang cukup lumayan

Gw sendiri kemarin2, waktu lagi nginep di rumah om gw di Cikupa, Tangerang; sempat makan CFC. Pengen nyobain sih ayamnya gimana rasanya, mengingat CFC udah mulai kalah suara sama KFC dan McDonald's. Ini beberapa menu-menu di CFC:

Fried Chicken

Onion Rings --> gak ada baik di KFC atau McD nih

Yang beda lagi, CFC punya menu-menu 'gorengan' alias mie goreng, nasi goreng, spaghetti goreng.


Gimana rasanya?

Saat gw mampir ke CFC, gw sempat pesan nasi+fried chicken sama spaghetti goreng. Ayamnya sih memang menurut gw kalah sama KFC, rasa gurih dari bumbu kurang. Sisi baik, rasa ayam alami banget deh jadinya. Ayamnya crispy banget, kalau gw bilang setara lah rasanya sama ayam goreng McD

Spaghetti goreng pun tak luput dari lidah gw. Nih menu emang unik. Spaghetti yang merupakan bahan makanan ala Eropa dimasak ala Jawa. Dimasak dengan sayur sawi hijau (cai sim), kol, baso ayam, dan daging ayam. Enak loh! Rasanya mirip mie goreng Jawa, tapi karena spaghetti jadi kenyal2 gitu. Manis dan asinnya pas. Enak. Sayangnya porsinya dikit untuk perut kayak gw :P

Tak lupa gw akhiri dengan Calblend Float, minuman jeruk dengan es krim vanila di atasnya. Segar! Tapi rasa jeruknya berasa kayak sirup jeruk gitu. :P


Ada juga menu-menu cemilannya, kayak kentang goreng, californian roll (gw belum pernah coba), sate bakso (bakso ayam goreng 3 pcs ditusuk pakai tusuk sate), chicken strips (semacam otak-otak ayam). Favorit gw sate bakso dan somay goreng (tapi sayang menu somay goreng udah gak ada).

Menu-menu lain ala restoran fast food lain juga ada, kayak burger, spaghetti lada hitam, chicken steak (lebih mirip nugget sih), chicken kranz (fillet ayam tanpa tulang). Tapi gw belum pernah nyobain :P. Minumannya juga macam2, ada milkshake, avocado float, dsb.

Untuk harga, gw gak setuju ah kalau ringan. Lumayan juga, kayak spaghetti goreng sekitar 15an ribu, ayam+nasi bisa belasan ribu juga. Tapi ada juga sih paket hemat di bawah ini:


Secara keseluruhan, oke juga sih makan di sini. Favorit gw: spaghetti goreng + sate bakso + calblend float.

Kapan2 cobain deh! :)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Resep Steak Tempe Saus Pedas Manis



Bahan Steak Tempe:
- tempe (kira2 1 papan gitu)
- telur 1 butir
- sagu 2 sendok makan
- irisan daun bawang secukupnya
- garam dan lada secukupnya

Bahan Saus Pedas Manis:- irisan bawang bombay (sedikit aja, gak pakai juga gpp)
- sambal botol (kalau di rumah saya adanya yang merk ABC)
- kecap inggris
- air
Perbandingan sambal:kecap:air kira2 3:1:1

Cara Memasak:
- tempe diulek sampai halus, lalu masukkan garam, lada, telur, dan sagu, aduk2 terus sampai rata.
- tambahkan irisan daun bawang (mau diganti pakai daun seledri juga boleh), aduk2 lagi sampai rata.
- adonan dibentuk bulat2 gepeng
- panasin minyak/mentega di atas teflon, sedikit aja kayak mau bikin telur dadar, lalu taruh adonan tempe. Dibolak-balik biar panasnya rata.
- saus: panasin minyak 1 sendok teh aja, tumis bawang bombay sebentar sampai lumayan harum, masukkan kecap inggris dan saus sambal, aduk sampai rata (agak cepat biar gak hangus), lalu segera tambahkan air sedikit, tunggu sampai kental. Kalau masih gak mengental juga, boleh ditambahin larutan air sagu/maizena sedikit biar mengental.
- steak tempe yang sudah jadi ditaruh di atas piring, siram sausnya.
- jadi deh :D

*resep telah dicoba di dapur Tastymonial

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

The Blog

Tastymonial adalah blog pecahan dari blog pribadi gw, www.berkembang.net. Berbeda dengan blog pribadi gw yang berisi tulisan-tulisan psikologi dan pengembangan diri dari gw, blog Tastymonial akan gw isi dengan catatan-catatan wisata kuliner dan semua yang berhubungan dengan makanan.

Kenapa namanya Tastymonial? Yap, benar. Kata Tastymonial adalah kata 'homofon' dari Testimonial yang artinya penghargaan/pujian. Singkatnya, Tastymonial bisa berarti pujian atau penghargaan terhadap rasa (taste), walaupun sebenarnya blog ini bisa juga berisi hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan pujian.

Silakan share tentang makanan enak atau resep-resep menarik kepada gw. Tinggalkan saja comment atau kirim e-mail kepada gw.

Feel free to visit this blog and let the food boosts the mood!

:)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bakmie Cubeng [Muara Karang] yang Mantap

Setelah bosen wisata kuliner di Kota melulu, gw akhirnya coba di Muara Karang. Bakmie Cubeng bisa dibilang rekomendasinya dari teman si Alex, katanya enak. Jadi tadi gw dan Alex (rekan gw dalam wisata kuliner) langsung berangkat cari Bakmie Cubeng di Pluit.

Ternyata gak susah carinya. Kalau dari arah PIK, Bakmie Cubeng ada di sebelah kiri sebelum Bubur Sapo Bun Ong; kalau dari arah Pluit Village, ada di sebelah kanan sesudah Pasar Muara Karang. Nanti ada spanduk kuning bertuliskan 'Bakmie Siantar' dan di bawahnya ditulis lagi 'Bakmie Cubeng'. Tempatnya sederhana banget, hanya sebuah etalase berisikan daging untuk mie dan tempat duduk luas di belakangnya. Oh iya, ada dua Bakmie Cubeng di Muara Karang, gw kira cabang, tapi ternyata beda. Kata penjual Bakmie Cubeng yang ini, Bakmie Cubeng yang satu lagi gak komplit. Yah, gw rasa mungkin dulu jualan bareng lalu pecah kongsi jadi masing-masing ngaku sebagai Bakmie Cubeng asli. Untuk Bakmie Cubeng satu lagi nanti akan gw datangi dan gw laporkan di sini :P.

Gw dan Alex pesannya sama, bakmie porsi biasa (ada porsi jumbo) dan liang teh. Kalau memang lagi kelaparan, lebih baik pesan porsi jumbo. Tapi kalau cuma lapar biasa, porsi biasa juga uda cukup gede porsinya. Gw dan Alex yang rakus aja cukup puas kok dengan porsinya!

Bakmienya datang juga, aha! Dari tampilannya aja uda keliatan enak. Ada taburan char siew, daging babi hitam, bakso ikan goreng yang diiris tipis, telur rebus, pangsit, dan sawi hijau. Di sampingnya dihidangkan juga kuah dan kerupuk kulit babi. Tanpa ba bi bu, langsung lahap, mantap! Char siewnya sih biasa banget, daging babinya dan baksonya juga biasa banget. Tapi bumbu mienya itu enak banget, gurih dan asin-manisnya pas. Disantap dengan kerupuk kulit babi makin mantep jadinya. Pangsitnya juga enak banget, wangi kayak swie kiaw, bersaing dengan pangsit dari Bakmie Apo lah! Kuahnya juga gurih, jadi kalau siram-siram banyak ke mienya gak bakal menghilangkan rasa (kan banyak tuh yang suka makan mie becek). Si Alex ampe bilang ini bakmie terenak dari sepanjang wisata kuliner dia.

silakan santap!

Pas bayar, kita agak deg-degan nih, naga-naganya bakal 20rb seporsi habis kayaknya komplit gitu isinya. Tau2 kita cuma bayar 34rb berdua!

Bakmie @12rb
Liang Teh @5rb

Murah banget untuk ukuran bakmie enak! Bakal sering jadi santapan malam kita nih, hehehe...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kuo Tie di Super Swie Kiaw Resto [Kota] Mahal tapi Unik

Hari ini kembali menggoyang kota untuk berwisata kuliner! Hahahaha... hari ini cukup panjang perjalanannya, lima tempat kita kunjungi! Tapi karena makanan yang berhasil diabadikan (cie ilah bahasanya) hanya dari dua tempat, maka gw hanya share kisah gw di dua tempat, hehehe...

Oke jadi pertama2 kita sempat nongkrong dan ngemil bentar di Seven Eleven Mangga Besar, rencananya mau nunggu Bakmie Ahau buka sih. Tapi karena perut sudah berbunyi, kita langsung jalan cari makanan! Ternyata tidak jauh dari sana, di Jalan Mangga Besar Raya 3B, ada sebuah rumah makan dengan plang 'Super Swie Kiaw & Siao Lung Bao'. Kebetulan gw dan Alex memang doyan yang berbau swie kiaw dan kuo tie, hehehe... Langsung deh kita samperin...

Begitu masuk, kesan pertama adalah... 'Gawat nih, pasti mahal!' Soalnya tempatnya benar2 lux, ber-AC dan pake sofa makannya. Begitu menu dibawa ke meja kita, mampus gue! Harga menu paling murah 36ribu! hahaha... Tapi menunya variasi banget, kuo tie aja ampe bervariasi isinya mulai dari daging babi sampai terong... (bzzzttt) Awalnya gw mau pesan Xiao Long Bao atau Siao Lung Bao isi sapi, tapi katanya habis. Yauda deh gw pesan Kuo Tie Babi Jamur, si  Alex pesan Kuo Tie Seafood Kucai. Selain kuo tie/swie kiaw/siao lung bao, di sana juga ada menu-menu masakan china.

 menunya nih, tapi menu masakan china lainnya, bukan kuo tie

 gambar makanannya bikin ngiler...

iseng2 foto, hihi...

Makanannya cukup lama banget datangnya, mungkin karena lagi jam-jam sepi jadi kompor2 dirapikan dulu kali ya. Oh iya di sana sepi banget, cuma kita doang yang makan, wajar sih soalnya itu memang lagi jam-jam sepi, jam 16.30 gitu. Sambil nunggu, gw ngobrol2 sama yang jual. Terutama tentang kuo tie terong, hahaha... Kata dia kuo tie terong memang orang luar yang suka, biasanya orang Jepang yang pesan itu. Terus kita juga ngobrol sama pelayannya (sok wartawan banget ya nanya-nanya mulu, hehehe), katanya restonya buka dari jam 11 pagi ampe jam 12 malam. Ramenya biasa malam-malam jam 7an, soalnya pada uda pulang kerja. Tapi kalau hari Minggu dari siang uda rame tuh. Hmmm... nih resto memang lux sih, jadi memang paling cocok untuk makan-makan bareng keluarga di saat santai.

Beda dengan kuo tie shan tung yang pernah kita datangi, di sini ramuan sambelnya beda. Kita langsung dikasih sepiring kecil irisan bawang putih yang direndam cuka dan kecap asin, lalu juga ada sambal goreng yang sangat berminyak (tapi wanginya enak). Kata yang jual dicampur aja. Selain sambal goreng ada juga sambal botolan, tapi gw gak pake. Setelah ramu-ramu-ramu, datang deh kuo tienya!

sambalnya

Kuo tie-nya nyaris gak bisa dibedain yang isi babi atau seafood kalau diliat dari luar. Tapi rasanya, hmmm... beda banget. Kuo tie babi jamur gw berasa daging banget, dan kadang terasa lembek2 jamurnya gitu. Wanginya soft banget, cocok buat yang gak suka makanan-makanan dengan bau menantang. Kalau kuo tie seafood kucai si Alex wanginya sangat menantang, wajarlah kucainya banyak banget. Begitu digigit, rasa kenyal dari cumi dan krenyes-krenyes dari kucainya langsung berasa. Polll!!!! Kulit kuo tienya juga beda dengan kuo tie shan tung, lebih tebal dan lebih empuk (kalau shan tung garing-garing lembut gitu).

 kuo tie babi jamur

 kuo tie seafood kucai

kuo tie babi yang gw potong

Setelah makan selesai... kita kena 78rb! What the wao wao wao, hahaha... gini rinciannya:

1 porsi Kuo Tie Babi Jamur (seporsi 10 pcs) @36rb
1 porsi Kuo Tie Seafood Kucai @36rb
Teh tawar @3rb

Nyaaaammmm...

Memang nih cukup menguras kantong, tapi setara dengan suasana dan rasanya. Makan di resto berAC dan bersofa, dengan menu kuo tie yang variatif. Benar2 banyak pilihan rasanya. Alex juga bilang gak rugi sih mahal2 makan di sana, karena memang 'beda'. Kita setuju kalau lagi banyak duit, boleh nih kunjungin tempat itu lagi, hehehe...

alamatnya nih bung

Sippp, laporan dari Super Swie Kiaw selesai! Lanjut ke Bakmie Ahau, di sini :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kuo Tie Shan Tung 77 [Kota], Pinggir Jalan tapi Ramai

Daerah kota kayaknya bakal jadi tempat yang asik buat wisata kuliner, terutama bakmienya. Jadi gw janjian dengan teman gw, Alex untuk wisata kuliner di sana. Wisata kuliner dimulai pada pukul 17.30. Sebelumnya gw datang dulu ke rumah Alex. Kebetulan rumah dia di Petak Sembilan. Setelah parkir motor di depan rumah dia, kita pun berjalan kaki ke sekitar Glodok, nyari mangsa eh makanan...

(lanjutan dari Bakmie A Po nih)

Setelah makan bakmie, kita langsung meluncur ke Kuo Tie Shan Tung 77. Tempatnya masih di sekitar Bakmie A Po, di depan foodcourt dekat Lindeteves Trade Center (yang ada jual Jesslyn Cakes, Pizza Hut, dkk). Begitu injak kaki di warung ini, aroma dari bumbu-bumbu kuo tie sudah tercium nikmat. Tapi karena ternyata warung ini buka jam 7, kita terpaksa balik dulu ke rumah Alex.
Setelah menjelang jam 7, kita ke sana lagi. Ternyata udah rame loh, padahal baru buka. Tempatnya juga biasa aja, di pinggir jalan raya. Tapi yang datang makan... rata2 naik mobil. Di sana selain jual kuo tie juga ada swie kiaw, bek tim, dan beberapa lauk2 lagi. Rata2 di sana makan nasi + lauk + kuo tie.

suasana di Shan Tung 77

Berhubung kita sudah makan menu berat di Bakmie A Po, jadi kita hanya pesan 1 porsi (isi 10) kuo tie dan 2 gelas liang teh.
Sambil nunggu kuo tie datang, gw ngeracik sambalnya dulu. Di sana disediakan bermacam-macam bumbu dan sambel untuk diracik sebagai teman kuo tie. Gw sendiri bikin racikannya dengan formula bawang putih cincang+minyak wijen+sambel manis+sambel giling. Agak lama kemudian, pesanan kita pun datang. Kuo Tienya mantap! Kulitnya basah-basah renyah dan lembut gitu. Dagingnya agak 'krenyes-krenyes' karena campuran sawi cincang di dalamnya, rasa dari sawinya juga cukup mendominasi. Ditambah dengan sambelnya, nikmat! Si Alex akhirnya sampai pesan 1 porsi lagi saking laparnya (atau doyan nih?).
Saat bayar-membayar, ternyata kita kena 70rb! Upppssss... lumayan mahal juga nih, hehehe... Begini rinciannya:

Kuo tie (seporsi isi 10) @30rb
Liang teh @5rb
Teh tawar gratis

Harganya memang lebih mahal sedikit daripada restoran kuo tie shan tung yang dekat toko tiga, tapi menurut gw tempat ini layak didatangi dan rasanya sesuai harganya.

sambal dan bumbu-bumbu buat ngeracik

kuo tie...

siap dilahap


Well, sekian wisata kuliner kali ini. Rencananya dua minggu lagi kita akan kembali mencari kuliner-kuliner mantap di kota. Bagi yang mau ikutan, ayo ikut! :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bakmie Apo, Pangsitnya Enak [Kota]

Daerah kota kayaknya bakal jadi tempat yang asik buat wisata kuliner, terutama bakmienya. Jadi gw janjian dengan teman gw, Alex untuk wisata kuliner di sana. Wisata kuliner dimulai pada pukul 17.30. Sebelumnya gw datang dulu ke rumah Alex. Kebetulan rumah dia di Petak Sembilan. Setelah parkir motor di depan rumah dia, kita pun berjalan kaki ke sekitar Glodok, nyari mangsa eh makanan...

Sebenarnya gw memang pengen ke tempat bakmie ini, tapi si Alex gak tau tempatnya. Waktu lagi jalan2 eh gak sengaja ngeliat, langsung deh gw samperin! haha... Bakmie A Po letaknya di dekat Glodok, kalau dari arah Harmoni, dia ada di sebelum jembatan (berarti sesudah Lindeteves Trade Center). Kalau dari info yang gw dapatin di blog-nya Bakmie A Po (keren juga nih warung bakmie ada blognya), dia ada di Jalan Gajah Mada no. 224, buka dari Senin-Sabtu dari jam 17.00-24.00.
Bakmie A Po bisa dibilang tempatnya sederhana, di pinggir gang, terbuka, tapi gak gerah. Kalau jalan dari jauh mungkin uda keliatan spanduk Bakmie A Po yang warnanya merah terang. Menurut pengakuan yang jual, resep Bakmie A Po ini umurnya sudah hampir 90 tahun, udah ada dari tahun 1928.

spanduk Bakmie A Po dan menunya

warung Bakmie A Po, sederhana tapi enak

pemandangan meja makan

Menunya macam-macam, ada bakmie ayam, kwetiaw, bihun, locupan, pangsit, swie kiaw, siomay, bakso babi goreng, bakso sapi. Gw sih pesan bakmie ayam pangsit sedangkan Alex pesan bakmie ayam doang. Sambil nunggu bakmie tiba, gw cobain dulu siomay babinya. Siomay babinya enak, berasa banget dagingnya dan gak lengket gitu... standar siomay babi sih. Gak lama kemudian bakmienya datang. Macam-macam isi bakmienya ternyata, ada jamur hioko, daging cincang, dan daging ayam masak putih. Tentu saja ditemani sama sayur sawi hijau. Bakmienya kenyal, jamurnya juga dimasak dengan pas sehingga rasanya empuk. Daging cincangnya mantep, lembut rasanya; tapi kalau daging ayamnya sih gw gak gitu suka. Bumbu mie-nya sebenarnya gak heboh-heboh banget, tapi kekenyalan bakmienya bikin nagih.
Setelah nyobain siomay dan bakmie, saatnya nyobain pangsitnya. JEMPOLLL!!!! Gw rasa ini pangsit paling enak yang pernah gw makan. Walaupun bentuk luarnya keliatan kayak pangsit biasa (awalnya gw kira biasa-biasa aja pangsitnya) tapi begitu masuk mulut, mak nyus!!! *Pak Bondan mode on* Kayaknya sih isinya pakai campuran udang dan babi gitu... dicincang pake daun bawang dan bengkoang kayaknya, mirip-mirip isi untuk swie kiaw atau kuo tie, tapi jempolan banget. Pangsit di sini sangat recommended! Biar makin mantep, jangan lupa taburin mie-nya dengan ampas minyak bagi goreng dan kulit pangsit goreng. Kalau kata Alex, makan mie tanpa ampas minyak babi rasanya kurang greng, hehehe...
Oh iya, salah satu yang gak boleh dilupakan adalah sambel. Ada 4 macam sambel di sini. Sambel giling buatan sendiri, sambel botolan, dan sambel manis (kayaknya untuk siomay dan bakso goreng), plus irisan cabe rawit yang direndam cuka. Sambel gilingnya sih gak ada rasa, hanya beraroma cabai, cocok bagi yang pengen nyobain Bakmie A Po tanpa ada gangguan rasa dari sambel. Sambel botolannya agak terlalu asin, tapi wangi, boleh juga dicampur kalau pengen 'ngeracik-racik' bumbu mie-nya lagi.
Harganya ternyata gak mahal, gw dan Alex cuma habisin sekitar 34rb. Dengan rincian:

Bakmie ayam @12rb
Pangsit @2rb
Siomay @4rb
Teh tawar gratis

Hal yang gw suka dari tempat ini, yang jual keliatan doang agak jutek tapi pas uda selesai makan mereka ramah. Pas gw bayar, 'kasir'nya ucapin terima kasih sambil senyum, pas gw jalan juga salah satu pengelola Bakmie A Po ucapin terima kasih sambil senyum.
Secara keseluruhan, tempat ini enak buat makan. Pangsitnya wajib dicoba. Harga bakmie dan pangsitnya sih tergolong murah, tapi siomaynya kemahalan menurut gw. Kapan2 lagi mau datang makan pangsitnya ah....

sambil nunggu bakmie datang, makan siomay dulu 

Bakmienya... agak blur nih fotonya


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jamur Goreng Tik Tok yang Crispy!

Malam ini (barusan), gw iseng jalan-jalan bentar, eh nemu gerobak jamur goreng. Karena gw doyan jamur, gw samperin dah...

Pertama ngeliat, wooohhh... mantap! Yang jual ada tiga pemuda, entah kawan atau keluarga, satu tugasnya goreng jamur, satu tugasnya kupas jamur, satu tugasnya ngeladenin pembeli (kalau gak ada pembeli dia bantuin ngupas jamur). Menurut gw nih cemilan cukup unik ya... kalau biasa kentang atau singkong digoreng garing dan ditaburi bumbu, kali ini jamur yang digoreng garing dan bertabur bumbu. Bumbunya macam-macam pula, tapi standar sih... ada original, barbeque, pizza, jagung manis, pedas, keju. Pas gw nanya harga, ternyata Rp.5000 sebungkus. Well, menurut gw sih gak mahal, tapi untuk jajanan kelas daerah Kampung Rawa Bebek (daerah gw nih), cemilan ini cukup mahal. Dengan uang yang sama lu uda bisa dapat seporsi bakso, atau nambah Rp.1000 untuk semangkok bakmie ayam, atau nambah Rp.2000 untuk sepiring nasi goreng. Gw rasa harusnya nih cemilan mainnya di tempat-tempat yang lebih bisa bersaing, kayak sekolahan elite, kampus, dalam mall (kalau ada modal), atau daerah lain yang pembelinya punya daya beli lebih tinggi. Btw, porsinya kedikitan nih bang :P

Oh iya, kayaknya nih jamur franchise punya, soalnya ada gerobaknya dicat unik dengan merek 'Jamur TikTok', plus tagline: 'jamur goreng ala Kentucky'. Terus ada tulisan 'info franchise hubungi xxx'. Bungkusan makanannya juga ada merek. Pas gw datang, lagi gak ada pembeli sih... nah habis layanin gw, baru deh gw liat ada 1 pembeli datang. Bagus deh... semoga sukses bang!!!

Ini foto-foto penampakannya:

"Jamur Tik Tok: Jamur Goreng ala Kentucky". Kemasannya nih... unik ya.

Udah mau habis nih...

Ini dia jamur goreng crispinya... kressss....

Gerobaknya gak sempat gw fotoin, lagian gw juga malu ah foto2 di sana, tar disangka norak lagi, hihihi...

Bagi yang pengen nyobain, datang aja ke Tanah Pasir (Penjaringan), kalau naik angkot naik B01 minta diturunin di Tanah Merah, tar lurus terus aja (sekitar 15 menit jalan kaki) tar nemu gerobaknya. Dekat Angels Fashion atau patokannya kalau uda liat Alfa Midi, berarti udah mau nyampe.

Oh iya, gak lama setelah gw beli, hujan turun deras. Gw doain para penjaja-penjaja makanan jalanan gak kedinginan dan tetap laris manis :)

Well, sekian sudah cuap-cuap gw hari ini. Semoga berat badan gw cepat ideal kembali dan semoga tetap bisa menyantap kuliner sedap! Hahaha...

Bye!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Happy Bakcang Day!

Bagi teman-teman yang bersuku Tionghoa, hari ini pasti ada yang spesial dengan dapur anda. Betul dan benar... hari ini ada benda berbentuk piramid gak simetris yang diiket sama tali dan bisa dimakan.... BAKCANG!

Eh gak tahu sih hari ini rumah teman-teman uda ada bakcang atau belum, karena perayaan bakcang sebenarnya tuh besok. Tapi nyokap gw sih uda dari hari ini bikinnya.

Nyokap hari ini bikin dua macam bakcang, bakcang dari ketan dan dari nasi. Kalau dari nasi tentu rasanya mirip-mirip lontong isi daging tapi bedanya ini dibungkus pake daun bambu dan ala oriental. Kebetulan tahun ini nyokap cuma bikin bakcang daging ayam yang dicampur jamur. Soalnya tahun-tahun yang lalu bikin isi daging babi tapi anak-anaknya gak doyan, hehehe...

Ini dia penampakan bakcang yang menjadi menu sarapan dan makan malam gw hari ini:

rantang isi bakcang, ini gw foto pas malam hari, memang udah mau habis, hehe...

bakcang nasi isi ayam jamur, menu sarapan

bakcang ketan isi ayam jamur, menu makan malam

daging ayam dan jamurnya nih, sayang gelap fotonya...

Kalau makan bakcang, gw biasanya sajiin di atas piring ceper dan gw makan pakai sumpit, plus sambal cocol botolan. Gw gak tahu sih aslinya bakcang itu dimakan menggunakan sumpit atau gak, tapi yang penting kesannya lebih oriental kalau pake sumpit, haha...

Oh iya, bakcang itu gak harus isi daging loh. Ada juga yang kosong dan dicocol dengan gula jawa, atau memang isi gula gitu, kalau di keluarga gw (Hokkian) sebutnya ticang (cang yang manis), kalau bakcang kan cang daging. Mungkin cang itu artinya lontong bungkus daun bambu kali ya, hehehe...

Kenapa sih ada hari bakcang?

Sebenarnya ini namanya hari Peh Cun (Hokkian) yang berarti 'mendayung perahu'. Jadi sebenarnya ini hari mendayung perahu, dan memang awalnya perayaannya berupa mendayung perahu walaupun sekarang sudah jarang ada.

Hari Mendayung Perahu atau Peh Cun ini dirayakan untuk mengenang jasa Qu Yuan (Mandarin). Jadi Qu Yuan ini seorang menteri terkenal di zaman negara-negara RRC masih berperang. Pokoknya ide-idenya ini hebat dan sukses sebagai menteri lah, sampai-sampai dia diusir oleh keluarga raja karena (kayaknya) iri gitu dengan prestasi Qu Yuan. Lalu karena sedih kemudian ia bunuh diri dengan melompat ke sungai.

Rakyat yang sedih karena kehilangan menteri idamannya ini kemudian mencari jenazah Qu Yuan di sungai tersebut. Untuk mencarinya, mereka melemparkan nasi ke dalam sungai agar ikan-ikan di sana tidak memakan jenazah menteri. Lalu biar makanan tersebut terhindar dari naga, nasinya dibungkus dengan daun-daunan. Nah itulah asal muasal makanan bakcang. Lalu mendayung perahunya itu berasal dari nelayan yang mencari-cari jenazah menteri tercinta dengan berperahu.

Tapi kalau zaman sekarang, kayaknya pada lebih pengen perayaan makan bakcangnya daripada berperahunya, ya iyalah perut kenyang hati senang hidup tentram sih :P

Btw, gw tadi searching di google dan nemuin resep bikin bakcang, semoga bisa dipraktikkin tahun depan dan dikirimin ke alamat gw, hihihi...

Resep Nasi:
300 gram beras kualitas baik, cuci bersih
900 gram ketan putih kualitas baik, cuci bersih, campur dengan beras, rendam 3 jam
200 ml air panas
1/2 sendok teh garam halus
3 sendok makan minyak goreng/margarin cair panas
daun bambu besar untuk membungkus secukupnya

Resep Isi:
300 gram daging giling (bisa daging ayam, sapi atau babi)
10 buah jamur kancing, cincang kasar
6 butir bawang merah, haluskan
4 siung bawang putih, haluskan
2 batang daun bawang, iris halus
2 sendok makan tongcay, seduh dengan air mendidh, tiriskan
1 sendok teh merica bubuk
2 sendok makan kecap manis
1 ruas jari jahe, cincang halus
1 gelas air/ kaldu
2 sendok makan minyak sayur/margarin
1 sendok teh minyak wijen

Cara Membuat:
1. Kukus beras campur hingga setengah matang selama 30 menit. Tuang ke panci, masukkan air panas dan garam halus, lalu aduk rata. Tutup panci, biarkan air terserap habis. Tambahkan minyak goreng/margarin cair panas, aduk rata. Tutup lagi selama 15 menit.
2. Isi: Panaskan minyak goreng/margarin dan minyak wijen, lalu tumis bawang merah, bawang putih dan jahe hingga harum. Masukkan daging giling, aduk hingga daging berubah warna. Tambahkan jamur kancing, daun bawang, dan tongcay, lalu tambahkan merica bubuk dan kecap manis. Tuang kaldu, masak hingga matang dan bumbu meresap.
3. Siapkan 2 lembar daun bambu, lipat di bagian tengah membentuk segitiga atau kerucut, beri 2-3 sendok makan beras kukus dan 2 sendok makan bahan isi, lalu tutup lagi dengan 2 sendok makan beras kukus. Lipat daun bambu sedemikian rupa hingga membentuk segitiga, ikat rapat dengan tali rafia.
4. Didihkan air, masukkan bakcang, pastikan terendam air seluruhnya. Masak sekitar 3 jam. Jika diperlukan, tambahkan air mendidih agar bakcang tetap terendam dalam air mendidih. Angkat dan tiriskan.
sumber: http://inforesep.com/resep-bakcang.html

Selamat mencoba dan selamat hari bakcang! :)

originally published on 5/6/2011 23:42

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS